WIWIK UTAMI
Universitas Mercu Buana
SNA VIII Solo, 15 – 16 September 2005
ABSTRAKSI
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bukti empiris tentang pengaruh manajemen laba terhadap biaya ekuitas capital.The populasi penelitian ini digolongkan perusahaan di sektor manufaktur di Bursa Efek Jakarta, dan sampel ditentukan berdasarkan hal-hal berikut kriteria: (a) laporan tahunan berakhir 31 Desember, dan (b) nilai buku ekuitas positif. Ada 92 perusahaan yang memenuhi kriteria. Analisis data dilakukan dalam hal kolam penampang meliputi laporan keuangan tahunan selama 2001-2002. Manajemen laba diukur dengan rasio akrual modal kerja dengan penjualan, dan biaya modal ekuitas diperkirakan oleh model Ohlson. Hipotesis penelitian diuji dengan menggunakan regresi berganda dengan risiko beta dan ukuran sebagai variabel kontrol.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) manajemen laba berpengaruh signifikan positif terhadap biaya modal ekuitas, dan (2) analisis sensitivitas menunjukkan manajemen laba proxy yang rasio akrual modal kerja dengan penjualan adalah proxy terbaik dibandingkan dengan Healy model, modified Jones model dan model Jones.
LATARBELAKANG
Menurut Healy dan Palepu (1993), ada tiga kondisi yang menyebabkan
komunikasi melalui laporan keuangan tidak sempurna dan tidaktransparan yaitu: (1) dibandingkan dengan investor, manajer memiliki informasi lebih banyak tentang strategi dan operasi bisnis yang dikelolanya, (2) kepentingan manajer tidak selalu selaras dengan kepentingan investor, dan (3) ketidaksempurnaan dari aturan akuntansi dan audit.
laba, Indonesia berada pada urutan ke 15 dari 31 negara.
Alasan pemilihan judul :
Penelitian tentang pengaruh manajemen laba terhadap biaya modal ekuitas masih sangat sedikit. Sebagian besar penelitian manajemen laba dikaitkan dengan hipotesis akuntansi positip (Watt and Zimmerman:1978), penawaran saham perdana atau Initial Publik Offering (IPO), Seasoned Equity Offering (SEO) serta take over. Penelitian yang dilakukan oleh Saiful (2002), Tatang (2001) dan Lilis (2002) pada perusahaan yang melakukan IPO di Bursa Efek Jakarta menunjukkan adanya praktik manajemen laba, yaitu adanya kenaikan tingkat akrual yang diskresioner (discretionary accruals).
MOTIVASI -TUJUAN PENELITIAN
Motivasi penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah investor di Bursa Efek Jakarta telah mengantisipasi informasi akrual yang tersaji dalam laporan keuangan emiten. Beberapa penelitian sebelumnya lebih banyak mengfokus-kan pada hubungan informasi akrual dengan harga saham (value relevance). Penelitian ini berbeda dengan sebelumnya karena melakukan kajian hubungan langsung informasi akrual dengan biaya modal ekuitas. Alasan penulis tertarik untuk mengkaji biaya modal ekuitas adalah karena biaya modal ekuitas merupakan tarip diskonto yang digunakan investor untuk menilai tunaikan arus kas yang akan diterima di masa yang akan datang. Dengan demikian, secara spesifik rumusan masalah penelitian ini adalah, apakah manajemen laba berpengaruh terhadap biaya modal ekuitas. Adapun tujuan penelitian adalah untuk mengetahui apakah investor sudah merespon dengan tepat informasi akrual yang disajikan dalam laporan keuangan emiten.
HIPOTHESA
Ho : Manajemen laba tidak berpengaruh terhadap biaya modal ekuitas
Ha : Manajemen laba berpengaruh positip terhadap biaya modal ekuitas
KESIMPULAN
a) Hasil penelitian memberikan bukti empirik bahwa manajemen laba berpengaruh positip dan signifikan terhadap biaya modal ekuitas. Artinya bahwa semakin tinggi tingkat akrual, maka semakin tinggi biaya modal ekuitas. Hal ini menunjukan bahwa tingkat manajemen laba di Indonesia yang relatif tinggi seperti yang diungkap Leuz et al. (2003) telah diantisipasi dengan cermat oleh investor di Bursa Efek Jakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar