Minggu, 19 Februari 2012

PENGARUH MANAJEMEN LABA TERHADAP BIAYA MODAL EKUITAS (STUDI PADA PERUSAHAAN PUBLIK SEKTOR MANUFAKTUR)


WIWIK UTAMI
Universitas Mercu Buana


SNA VIII Solo, 15 – 16 September 2005




ABSTRAKSI
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bukti empiris tentang pengaruh manajemen laba terhadap biaya ekuitas capital.The populasi penelitian ini digolongkan perusahaan di sektor manufaktur di Bursa Efek Jakarta, dan sampel ditentukan berdasarkan hal-hal berikut kriteria: (a) laporan tahunan berakhir 31 Desember, dan (b) nilai buku ekuitas positif. Ada 92 perusahaan yang memenuhi kriteria. Analisis data dilakukan dalam hal kolam penampang meliputi laporan keuangan tahunan selama 2001-2002. Manajemen laba diukur dengan rasio akrual modal kerja dengan penjualan, dan biaya modal ekuitas diperkirakan oleh model Ohlson. Hipotesis penelitian diuji dengan menggunakan regresi berganda dengan risiko beta dan ukuran sebagai variabel kontrol.


Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) manajemen laba berpengaruh signifikan positif terhadap biaya modal ekuitas, dan (2) analisis sensitivitas menunjukkan manajemen laba proxy yang rasio akrual modal kerja dengan penjualan adalah proxy terbaik dibandingkan dengan Healy model, modified Jones model dan model Jones.


LATARBELAKANG
Menurut  Healy  dan  Palepu  (1993),  ada  tiga  kondisi  yang  menyebabkan 
komunikasi melalui  laporan  keuangan  tidak  sempurna  dan  tidaktransparan    yaitu:  (1) dibandingkan dengan investor, manajer memiliki informasi lebih banyak tentang strategi dan operasi bisnis yang dikelolanya, (2) kepentingan manajer tidak selalu selaras dengan kepentingan investor, dan (3) ketidaksempurnaan dari aturan akuntansi dan audit.

Leuz et al. (2003) melakukan studi komparatif internasional tentang manajemen laba dan proteksi investor dengan sampel 31 negara, yang meliputi periode pengamatan dari tahun 1990 sampai tahun 1999. Dalam  penelitian ini Indonesia termasuk sebagai sampel. Tujuan penelitiannya adalah untuk memberikan bukti empirik adanya perbedaan manajemen laba  di berbagai negara, dan perbedaan tersebut dikarenakan adanya perbedaan  proteksi  terhadap  investor.  Bedasarkan pada nilai rata-rata skor manajemen
laba, Indonesia berada pada urutan ke 15 dari 31 negara.


Alasan pemilihan judul :

Penelitian tentang pengaruh manajemen laba terhadap biaya modal ekuitas masih sangat sedikit. Sebagian besar penelitian manajemen laba dikaitkan  dengan hipotesis akuntansi positip (Watt and Zimmerman:1978), penawaran  saham perdana atau Initial Publik Offering (IPO), Seasoned Equity Offering (SEO) serta take over. Penelitian yang dilakukan oleh Saiful (2002), Tatang  (2001)  dan  Lilis  (2002)  pada perusahaan yang melakukan  IPO  di  Bursa  Efek Jakarta menunjukkan adanya  praktik manajemen laba, yaitu adanya kenaikan tingkat akrual yang diskresioner (discretionary accruals). 



Penelitian Dechow et al. (1996) merupakan satu-satunya  sumber  referensi yang penulis temukan, yang mengkaji tentang dampak dari tindakan manipulasi laba terhadap biaya modal. Kesimpulan  yang  diperoleh  adalah  biaya modal perusahaan yang terkena sangsi SEC (Securities Exchange  Commission)  karena  diduga  melakukan  manajemen laba lebih tinggi secara signifikan dibandingkan dengan sampel kontrol. 


MOTIVASI -TUJUAN PENELITIAN
Motivasi penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah investor di Bursa Efek Jakarta telah mengantisipasi informasi akrual yang tersaji dalam laporan  keuangan emiten. Beberapa penelitian sebelumnya lebih banyak  mengfokus-kan pada hubungan informasi akrual dengan harga saham (value relevance). Penelitian ini berbeda dengan sebelumnya karena melakukan kajian hubungan langsung informasi akrual dengan biaya modal ekuitas. Alasan penulis tertarik untuk mengkaji biaya modal ekuitas adalah karena biaya modal ekuitas    merupakan tarip diskonto yang digunakan investor untuk menilai tunaikan  arus kas yang akan diterima di masa yang akan datang. Dengan demikian,  secara spesifik rumusan masalah penelitian ini adalah, apakah manajemen laba berpengaruh terhadap biaya modal ekuitas. Adapun tujuan penelitian  adalah untuk mengetahui apakah investor sudah merespon dengan tepat  informasi akrual yang disajikan dalam laporan keuangan emiten. 



HIPOTHESA
Berdasarkan kajian pustaka, maka hipotesis penelitian yang akan diuji adalah: 
Ho : Manajemen laba tidak berpengaruh  terhadap biaya modal ekuitas 
Ha : Manajemen laba berpengaruh positip terhadap biaya modal ekuitas 


KESIMPULAN
a) Hasil penelitian memberikan bukti empirik bahwa manajemen laba berpengaruh positip dan signifikan terhadap biaya modal ekuitas. Artinya  bahwa semakin tinggi tingkat akrual, maka semakin tinggi biaya modal  ekuitas. Hal ini menunjukan bahwa tingkat manajemen laba di Indonesia  yang relatif tinggi seperti yang diungkap Leuz et al. (2003) telah diantisipasi dengan cermat oleh investor di Bursa Efek Jakarta.  
b)  Manajemen laba yang diproksi dengan rasio akrual modal kerja dengan penjualan (model Utami) terbukti memberikan kontribusi yang paling besar dalam menjelaskan variasi biaya modal ekuitas. Temuan ini sejalan dengan pendapat McNichols(2000) serta Dechow dan Skinner (2000) yang menyatakan bahwa manajemen laba lebih baik diproksi dengan spesifik akrual dan menggunakan model yang sederhana (tidak rumit).  





http://images.geknana.multiply.multiplycontent.com/attachment/0/R1qxewoKCDsAAEmPCNc1/KAKPM-04.pdf









Tidak ada komentar:

Posting Komentar