Jumat, 17 Februari 2012

ANALISIS PERUBAHAN AKTIVA PAJAK TANGGUHAN DAN KEWAJIBAN PAJAK TANGGUHAN UNTUK MENDETEKSI MANAJEMEN LABA


DRS. SUBEKTI DJAMALUDDIN, MSI, AK 
Dr. Hj. RAHMAWATI, MSi, Ak2
HANDAYANI TRI WIJAYANTI, SE, Msi

  Penelitian ini memperoleh pendanaan dari DIPA Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta sebagai pemenang hibah penelitian tahun 2007.
  Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta
  Dosen STIE ATMA BAKTI Surakarta












ABSTRAK
Penelitian ini memberikan bukti pada jenis account yang mengungkapkan manajemen laba. Penelitian ini membangunmodel berdasarkan Phillips et. al. (2003). Phillips et. al. (2004)temuan bahwa beban pajak tangguhan (DTE) dapat digunakanuntuk mendeteksi manajemen laba tersebut. Secara khusus, penelitian ini menyelidiki hubungan antara aktivitas manajemen laba dan perubahan aktiva pajak tangguhan dan komponenkewajiban menggunakan data dari pengungkapan pajak penghasilan perusahaan catatan kaki.

Sampel dalam penelitian ini perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta (BEJ) dalam periode 2000-2004.Data dikumpulkan dengan menggunakan metode purposive sampling dan metode analisis data menggunakan regresi logistik. Sampel terdiri dari 46 perusahaan.
Penelitian ini menunjukkan bahwa perubahan dalam kewajiban pajak tangguhan bersih (NDTL) dapat digunakan untuk mendeteksi manajemen laba untuk menghindari penurunan laba.Dan perubahan dalam komponen kewajiban pajak tangguhan bersih terkait dengan akrual pendapatan dan biaya dancadangan, kompensasi, penyusutan aset berwujud, penilaian aset lainnya, item micsellaneous, dan perubahan dalam penyisihan aktiva pajak tangguhan penilaian tidak dapat digunakan untuk mendeteksi manajemen laba untuk menghindaripenurunan laba

LATAR BELAKANG MASALAH 
Peraturan pajak yang berbeda antar negara di dunia menimbulkan pertanyaan apakah penelitian ini dapat diterapkan di negara-negara lain di luar Amerika Serikat, khususnya Indonesia. Dengan demikian penelitian ini menguji kemampuan beban pajak tangguhan yang dihasilkan dari selisih antara aktiva pajak tangguhan dan kewajiban pajak tangguhan untuk mendeteksi manajemen laba dan menguji komponen-komponen yang terkandung dalam perubahan atas aktiva pajak tangguhan dan kewajiban pajak tangguhan yang digunakan untuk mengelola laba.

RUMUSAN MASALAH
  1. Apakah beban pajak tangguhan yang dihasilkan dari selisih antara aktiva pajak tangguhan dan utang pajak tangguhan dapat digunakan untuk mendeteksi manajemen laba?
  2. Apakah komponen-komponen yang terkandung dalam perubahan atas aktiva pajak tangguhan dan kewajiban pajak tangguhan dapat digunakan untuk mendeteksi manajemen laba?
HIPOTESA

H1 Perubahan dalam kewajiban pajak tangguhan bersih (yang tercermin dalam beban pajak tangguhan) bermanfaat untuk mendeteksi manajemen laba untuk menghindari laba menurun. .

H2  Perubahan dalam komponen kewajiban pajak tangguhan bersih yang terkait dengan akrual dan cadangan, kompensasi, depresiasi, penilaian aktiva lain-lain, dan atau item-item lain-lain bermanfaat dalam mendeteksi manajemen laba untuk menghindari laba menurun.
H3 : Perubahan dalam cadangan penilaian aktiva pajak tangguhan bermanfaat untuk mendeteksi manajemen laba untuk menghindari laba menurun


KESIMPULAN
Tujuan penelitian ini adalah mendapatkan bukti empiris mengenai kemampuan beban pajak tangguhan yang dihasilkan dari selisih antara aktiva pajak tangguhan dan utang pajak tangguhan apakah dapat digunakan untuk mendeteksi manajemen laba, dan apakah komponen-komponen yang terkandung dalam perubahan atas aktiva pajak tangguhan dan kewajiban pajak tangguhan dapat mencerminkan adanya  manajemen laba di perusahaan. . Simpulan yang dapat ditarik dari hasil pengujian adalah:
  1. beban pajak tangguhan yang dihasilkan dari selisih antara aktiva pajak tangguhan dan utang pajak tangguhan dapat digunakan untuk mendeteksi manajemen laba. Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian Phillips et al. (2003) dan Yuliati (2004)
  2.  komponen-komponen dalam perubahan kewajiban pajak tangguhan bersih yang terdiri dari (1) akrual pendapatan dan biaya dan cadangan (reserves), (2) kompensasi, (3) depresiasi aktiva tetap, (4) Penilaian aktiva lain-lain, (5) item lain-lain (miscellaneous items), (6) tax carryforward, (7) Laba dan rugi yang tidak terealisasi, (8) akun cadangan penilaian aktiva pajak tangguhan tidak terbukti secara signifikan dapat digunakan untuk mendeteksi adanya manajemen laba untuk menghindari laba menurun. Sedangkan hasil penelitian PPRW (2004),  komponen akrual pendapatan dan biaya dan cadangan (reserves) secara signifikan dapat digunakan untuk mendeteksi manajemen laba untuk menghindari laba menurun 

BATASAN
1. Penelitian ini menggunakan variabel beban pajak tangguhan yang dihasilkan dari selisih antara aktiva pajak tangguhan dan utang pajak tangguhan dengan nilai observasi seluruhnya, jadi tidak memisahkan nilai yang positif maupun negatif atas selisih antara aktiva pajak tangguhan dan utang pajak tangguhan.

2. Sampel penelitian ini hanya terdiri dari perusahaan pada sektor manufaktur sehingga hasil penelitian ini tidak dapat digunakan sebagai dasar generalisasi. Selain itu, emiten manufaktur merupakan salah satu jenis perusahaan yang memiliki karakteristik akrual yang beragam, terutama yang berkaitan dengan pengakuan pendapatan dan biaya dan aktiva tetapnya sehingga terdapat kemungkinan masih banyak faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi perbedaan pelaporan antara laba akuntansi dan laba fiskal manufaktur .
3. Perioda pengamatan yang relatif pendek untuk menaksir parameter-parameter model penelitian. Keterbatasan perioda pengamatan dilakukan untuk mendapatkan laporan keuangan perusahaan yang melaporkan biaya dan utang pajaknya secara konsisten, yaitu setelah diterapkannya PSAK No. 46.
4. Kemungkinan terdapat kemampuan yang rendah dari model discretionary accrual yang dipakai sebagai proksi manajemen laba. Penelitian. Dechow et al. (1995) memperlihatkan bahwa semua model yang digunakan memiliki kemampuan yang rendah dalam menilai persistensi laba.
5. Nilai R square yang rendah menunjukkan banyak faktor yang memotivasi manajer melakukan manajemen laba yang tidak dimasukkan dalam model penelitian ini





Tidak ada komentar:

Posting Komentar