Handayani Tri wijayanti
Simposium Nasional Akuntansi no 9 Padang
ABSTRAKSI
Studi ini mengkaji peran buku-pajak perbedaan yang menunjukkan kegigihan laba, ccruals, dan arus kas untuk satu periode ke depan pendapatan. Studi ini juga meneliti apakah tingkat buku-perbedaan pajak mempengaruhi penilaian investor dari kegigihan laba masa depan ..
Menggunakan data pendapatan dari 2000-2004, hasil menunjukkan bahwa perusahaan-tahun dengan besar positif buku-perbedaan pajak (buku pendapatan lebih dari penghasilan kena pajak) memiliki penghasilan yang kurang gigih dari perusahaan-tahun dengan kecil buku-pajak perbedaan. Selanjutnya, bukti-bukti yang konsisten dengan investor menafsirkan dengan besar positif buku-pajak perbedaan sebagai "bendera merah" dan mengurangi harapan mereka persistensi laba masa depan
LATAR BELAKANG
Penelitian-penelitian diatas telah memberikan bukti peranan book-tax differences untuk menilai kualitas laba melalui praktik manajemen laba, namun belum ada bukti secara langsung bahwa book-tax differences dapat mempengaruhi persistensi laba, karena menurut Jonas dan Blanchet (2000) dalam Hanlon (2005), persistensi laba merupakan salah satu komponen nilai prediksi laba dalam menentukan kualitas laba, dan persistensi laba tersebut ditentukan oleh komponen akrual dan aliran kas dari laba sekarang, yang mewakili sifat transitori dan permanen laba (Sloan, 1996).
Penelitian ini mereplikasi penelitian Hanlon (2005) yang didasarkan peraturan pajak yang berlaku di merika Serikat, yaitu menguji apakah book-tax differences berpengaruh secara negatif terhadap persistensi laba. Dengan kata lain, semakin besar perbedaan antara laba akuntansi dan laba fiskal, persistensi laba semakin rendah. Selaisebelumnya seperti Joos et al. (2000) dan Channey dan Jeter (1994) melaporkan bahwa return saham mempunyai hubungan yang rendah dengan laba ketika perusahaan mempunyai large book-tax differences. Pengujian tersebut secara implisit menganggap bahwa kualitas laba yang lebih rendah disebabkan oleh large book-tax differences perbedaan antara laba akuntansi dan laba fiskal yang besar, dan pasar menetapkan harga saham sesuai dengan kualitas laba tersebut.
RUMUSAN MASALAH
- Apakah perbedaan antara laba akuntansi dan laba fiskal secara negatif akan berpengaruh terhadap persistensi laba akuntansi satu perioda kedepan.
- Apakah perbedaan besar antara laba akuntansi dan laba fiskal yang berhubungan dengan komponen akrual laba menyebabkan rendahnya persistensi laba akuntansi satu perioda kedepan.
- Apakah ekspektasi investor terhadap persistensi laba akuntansi yang tercermin dalam harga saham untuk komponen akrual laba konsisten dengan persistensi akrual untuk perusahaan dengan book-tax differences besar
HIPOTESA
H1a: Perusahaan dengan large negative book-tax differences mempunyai persistensi laba akuntansi lebih rendah dibanding perusahaan dengan small book-tax differences.
H1b: Perusahaan dengan large positive book-tax differences mempunyai persistensi laba akuntansi lebih rendah dibanding perusahaan dengan small book-tax differences.
H2a: Perusahaan dengan large negative book-tax differences mempunyai persistensi komponen laba akrual lebih rendah dibanding perusahaan dengan small book-tax differences.
H2b: Perusahaan dengan large positive book-tax mempuntai persistensi komponen laba akrual lebih rendah dibanding perusahaan dengan small book-tax differences.
H3: Ekspektasi persistensi laba akuntansi yang tercermin dalam harga saham untuk komponen akrual adalah konsisten dengan persistensi akrual bagi perusahaan dengan book-tax differences besar.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pengujian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa (1) book-tax differences secara negatif berpengaruh signifikan secara statistik terhadap persistensi laba akuntansi satu perioda kedepan, (2) perusahaan dengan large (negatif) positif book- tax differences signifikan secara statistik mempunyai persistensi laba lebih rendah yang disebabkan oleh komponen akrualnya daripada perusahaan dengan small book-tax differences, dan (3) harga saham tidak mencerminkan informasi yang digunakan dalam model ekspektasi. Berarti bahwa investor belum mampu membedakan komponen laba dalam menentukan persistensi laba.
BATASAN
Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan yang harus diperhatikan dalam
menginterpretasikan hasil analisis diatas. Keterbatasan pertama adalah jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian relatif sedikit, yaitu 40 perusahaan manufaktur, dan sampel yang digunakan tidak random. Sehingga hasil penelitian ini tidak dapat digunakan sebagai dasar generalisasi. Hal ini disebabkan beberapa data laporan keuangan perusahaan tidak lengkap dan penelitian ini hanya berfokus pada perusahaan yang mendapatkan laba selama perioda pengamatan. Keterbatasan kedua adalah perioda pengamatan yang relatif pendek untuk menaksir parameter-parameter model penelitian.
Penelitian ini hanya menggunakan perioda amatan selama 5 tahun, sedangkan Hanlon (2005) menggunakan perioda amatan 7 tahun.
Untuk itu ada beberapa pertimbangan yang perlu diperhatikan dalam
mengembangkan dan memperluas penelitian selanjutnya, meliputi: (1)Penelitian berikutnya perlu mempertimbangkan pengaruh book-tax differences yang meliputi perbedaan permanen dan temporer terhadap pertumbuhan laba, seperti penelitian Nissim et.al.(2004),
(2) Menggunakan sampel perusahaan baik yang laba maupun rugi dan mengembangkan model penelitian ini pada sektor lain selain sektor manufaktur, dan
(3) Penelitian selanjutnya dapat membanding book-tax differences dengan model akrual lainnya sebagai proksi discretionary accrual dalam menentukan persistensi laba,aliran kas, dan akrual.